Be A Great Midwife

Be A Great Midwife

Jumat, 18 Maret 2016

Tugas Epidemiologi




345 Warga Terkena Chikungunya, Dinkes Semarang Tetapkan KLB

Jumat, 2 Mei 2014 | 18:03 WIB
Description: http://assets.kompas.com/data/photo/2014/01/16/1734023poging780x390.jpgKOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN Ilustrasi: Petugas Dinas Kesehatan Semarang, melakukan pengasapan di dalam rumah warga yang menjadi korban wabah chikungunya, Kamis (16/1/2014).

UNGARAN, KOMPAS.com — Penyakit chikungunya menjangkiti warga di hampir semua kecamatan di Kabupaten Semarang. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang pun menetapkan peristiwa itu sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).  Berdasarkan data dari Dinkes Kabupaten Semarang, jumlah penderita chikungunya per April 2014 mencapai 345 orang. Jumlah itu belum termasuk penderita yang tidak menjalani perawatan.
Kepala Dinas Kesehatan drg Gunadi mengatakan, penyakit chikungunya adalah penyakit yang berasal dari alphavirus yang masuk ke tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Albopictus. Orang yang menderita chikungunya biasanya mengalami gejala sakit kepala, nyeri sendi, dan sering kali badannya panas sehingga pada penderita akan mengalami sakit yang menyebabkan terganggunya aktivitas.
“Total penderita hingga April 345 orang melihat dari jumlah penderita dan penyebarannya yang cepat, ini sudah bisa disebut sebagai KLB chingkungunya. Paling banyak di perkotaan seperti Ungaran, Ambarawa, dan Banyubiru. Hal itu disebabkan karena kepadatan dan mobilitas penduduk yang tinggi,” kata Gunadi, Jumat (2/5/2014) siang.
Upaya yang sudah ditempuh guna mengantisipasi penyebaran penyakit ini yakni dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, antisipasi gigitan nyamuk dengan menggunakan obat oles pada kulit.
“Permintaan fogging cukup tinggi, per hari bisa sampai 3 kali fogging. Tetapi fogging itu sebenarnya kurang efektif. Yang efektif adalah PSN dan PHBS. Selain itu, masyarakat juga kami minta antisipasi menggunakan minyak oles atau pakai daun serai untuk mencegah gigitan. Jika sudah terkena, langsung dibawa ke dokter, puskesmas, atau rumah sakit,” kata Gunadi.
Penulis
: Kontributor Ungaran, Syahrul Munir
Editor
: Farid Assifa


Penanganan
Chikungunya diidentifikasi sebagai penyakit re-emerging (yaitu penyakit yang pernah mewabah, lalu menghilang, dan mewabah kembali dalam periode tertentu) dengan jenis virus yang telah bermutasi setelah 20 tahun. Salah satu contoh kasus diatas yang terjadi di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 silam dimana saat itu peristiwa wabah chikungunya dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Karena chikungunya biasanya terjadi di daerah yang mengalami curah hujan tinggi ditambah dengan kepadatan populasi penduduk menyebabkan banyak tempat yang dapat menjadi sarana nyamuk untuk berkembang biak. Virus ini bisa menyerang siapa saja terutama orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah terutama di daerah endemis chikungunya.
Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti/ Aedes albopictus. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Karena  Penyebab dan gejalanya yang serupa menyebabkan penyakit chikungunya sering didiagnosis secara keliru sebagai penyakit demam berdarah.
Sebagai seorang bidan, walaupun tidak memberikan pengobatan secara langsung. Namun sebagai tenaga kesehatan kita harus memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai penyakit, karena bidan meruapakan salah satu orang yang paling dekat dengan masyarakat setelah kader yang akan memberikan penyuluhan ataupun pendidikan kesehatan kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa dengan jelas membedakan penyakit demam berdarah dan chikunguya.
Tanda dan gejala penyakit chikungunya akan mulai terasa pada 3 hingga 12 hari setelahnya. Adapun gejala sebagai berikut :
  1. Demam secara tiba-tiba merupakan salah satu gejala utama chikungunya
  2. Nyeri otot, gejala ini bisa bertahan selama berminggu-minggu dan merupakan gejala utama chikungunya
  3. Radang sendi
  4. Menggigil
  5. Sakit kepala tak tertahankan
  6. Ruam atau bintik-bintik merah di sekujur tubuh
  7. Kelelahan
  8. Mual dan muntah.
Sekalipun penyakit chikungunya ini tidak mematikan seperti “demam berdarah” namun penanganan secara cepat dan tepat tetap harus dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi. Walaupun jarang terjadi penyakit chikungunya dapat menimbulkan komplikasi : gangguan pada saraf, mata, jantung dan saluran pencernaan. Tidak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan chikungunya. Virus ini termasuk Self Limiting Disease atau hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan. Pemberian Obat-obatan analgesik dan anti inflamasi dilakukan hanya untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri otot. Konsumsi buah-buahan segar serta makanan yang bergizi yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Setelah hari kelima, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderita akan sembuh seperti semula.
Tindakan yang paling utama adalah melakukan tindakan pencegahan, disinilah peran kita sebagai tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat salah satunya untuk mencega terjadinya penyakit endemis seperti chikungunya yang fokunya adalah untuk mengurangi habitat tempat nyamuk berkembang biak, dengan cara :
  1. Menguras bak mandi dan tempat air secara teratur
  2. Menutup rapat tempat-tempat air setelah digunakan
  3. Menempatkan wadah-wadah yang sedang tidak terpakai dalam posisi tertelungkup
  4. Menyingkirkan barang-barang tidak terpakai yang dapat menjadi sarang nyamuk, terutama yang berada di luar rumah dan dapat menampung air hujan
  5. Membersihkan vas bunga, akuarium dan tempat minum hewan piaraan secara teratur setidaknya seminggu sekali
  6. Memastikan septic tanks tetap tertutup rapi dan tidak bocor
  7. Memastikan talang atap rumah Anda tidak menampung genangan air
  8. Memasang kasa anti-nyamuk pada jendela
  9. Menghindari menggantung baju di tempat terbuka
Selain itu bidan juga menyarankan warga masyarakat untuk menghindarkan gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus dengan cara :
  1. Menggunakan pakaian tertutup atau lotion anti-nyamuk jika sedang berada di area dengan potensi banyak nyamuk seperti di kebun atau pasar tradisional
  2. Menggunakan penyemprot atau obat anti-nyamuk elektrik di petang hari. Namun hindari obat semprot jika ada bayi atau orang lanjut usia.
  3. Pengasapan/ fogging untuk membunuh nyamuk umumnya dilakukan terutama jika chikungunya atau demam berdarah sudah mewabah di suatu daerah. Pastikan pengasapan telah dilakukan di rumah atau tempat kerja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar